Bersama Membentengi Akidah
Rabu, 10 Februari 2016
SITUS ISLAMI: MAKLUMAT FORUM ULAMA UMMAT INDONESIA (FUUI)
SITUS ISLAMI: MAKLUMAT FORUM ULAMA UMMAT INDONESIA (FUUI): MAKLUMAT FORUM ULAMA UMMAT INDONESIA (FUUI) Wed, March 30, 2011 2:59:53 PM Maklumat FUUI From: ...
Minggu, 07 Februari 2016
Jumat, 05 Februari 2016
Kamis, 04 Februari 2016
MUI: Gafatar Sesat dan Menyesatkan
sumber : https://news.detik.com/berita/3133713/mui-gafatar-sesat-dan-menyesatkan
Hardani Triyoga -
detikNews
0SHARES
Foto: Hardani/detikcom
FOKUS BERITA:Orang Hilang Direkrut Gafatar
Jakarta - Majelis Ulama
Indonesia menyatakan ajaran kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sebagai
aliran sesat. Ajaran kelompok ini dinilai sesat karena mencampur adukan ajaran
Islam, Kristen, dan Yahudi.
Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin mengatakan Gafatar merupakan metamorfosis dari ajaran Al Qiyadah Islamiyah dengan Ahmad Musadeq sebagai guru spritualnya.
"Setelah dilakukan pengkajian dari daerah-daerah, MUI memutuskan aliran Gafatar itu sesat, menyesatkan. Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah Islamiyah. Menjadikan Ahmad Musadek itu sebagai guru spritualnya," ujar Ma'ruf dalam jumpa pers di di Gedung MUI, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2016).
Sementara, Ketua Fatwa MUI Hasanudin AF menambahkan bagi umat muslim yang menjalankan paham Gafatar maka diwajibkan kembali ke ajaran Islam. Dia menekankan MUI akan berkoordinasi dengan pemerintah terkait upaya pencegahan paham ini kepada eks Gafatar maupun bagi masyarakat lain.
"Kami akan koordinasi dengan pemerintah. Mohon masyarakat muslim agar tidak mengucilkan eks Gafatar. Mereka ini para eks Gafatar wajib dilindungi pemerintah," sebut Hasanudin.
(dra/dra)
Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin mengatakan Gafatar merupakan metamorfosis dari ajaran Al Qiyadah Islamiyah dengan Ahmad Musadeq sebagai guru spritualnya.
"Setelah dilakukan pengkajian dari daerah-daerah, MUI memutuskan aliran Gafatar itu sesat, menyesatkan. Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah Islamiyah. Menjadikan Ahmad Musadek itu sebagai guru spritualnya," ujar Ma'ruf dalam jumpa pers di di Gedung MUI, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2016).
Sementara, Ketua Fatwa MUI Hasanudin AF menambahkan bagi umat muslim yang menjalankan paham Gafatar maka diwajibkan kembali ke ajaran Islam. Dia menekankan MUI akan berkoordinasi dengan pemerintah terkait upaya pencegahan paham ini kepada eks Gafatar maupun bagi masyarakat lain.
"Kami akan koordinasi dengan pemerintah. Mohon masyarakat muslim agar tidak mengucilkan eks Gafatar. Mereka ini para eks Gafatar wajib dilindungi pemerintah," sebut Hasanudin.
(dra/dra)
Kamis, 21 Januari 2016
Janji Allah Untuk Orang Yang Bertakwa
KHUTBAH
PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.
مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ
لاَّإِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِ يْكَ لَهُ وَ
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin
rahimakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah
memberikan limpahan kenikmatan yang tidak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada
kita; “Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang kamu dustakan” (QS 55:13)
kenikmatan yang tidak mungkin bagi kita untuk menghitung-hitungnya;
Sholawat serta salam kita panjatkan, semoga Allah curahkan
selalu kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., kepada keluarga dan
sahabatnya serta kepada kita dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.,
Amin Ya Robbal Alamin.
Jamaah sholat Jumat Rohimakumullah
Hasil mujahadah yang tinggi,
serius serta istiqamah, Allah akan kurniakan kepada kita sifat taqwa.
Bermacam-macam kebaikan yang Allah janjikan dalam Al Quran kepada mereka yang
memiliki sifat taqwa ini.
Ini adalah janji Allah Di antara janji-janji Allah kepada mereka yang memiliki sifat taqwa ini ialah:
Ini adalah janji Allah Di antara janji-janji Allah kepada mereka yang memiliki sifat taqwa ini ialah:
1. Terpimpin
Mereka mendapat pimpinan
daripada Allah. Ini jelas sekali melalui firman Allah:
Maksudnya: "Allah
menjadi (Pemimpin) Pembela bagi orang-orang yang bertaqwa." (Al Jasiyah:
19)
2. Terlepas dari
kesusahan
Dapat terlepas daripada
kesusahan. Bukan ertinya mereka tidak mendapat susah atau tidak ditimpa ujian tetapi
selepas kesusahan dan ujian, mereka akan terselamat. Ini
jelas dalam firman Allah:
Maksudnya: "Barangsiapa
yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan lepaskan dia dari masalah hidup."
(At Thalaq: 2)
3. Rezeki
Di dunia lagi akan diberi
rezeki yang tidak tahu dari mana sumber datangnya. Diberi rezeki yang tidak
terduga dan dirancang. Ini jelas dalam sambungan ayat tadi:
Maksudnya:
“Dan memberinya rezki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (At
Thalaq: 3)
Inilah jaminan daripada
Allah SWT bagi mereka yang bertaqwa.
4. Kerja dipermudah
Kerja-kerja orang yang
bertaqwa itu dipermudahkan Allah. Ini jelas Allah gambarkan di dalam sepotong
ayat:
Maksudnya: "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, dipermudahkan Allah segala urusannya." (At Thalaq: 4)
Allah memberi jaminan, kerja
orang yang bertaqwa itu dipermudahkan. Mungkin juga di samping mudah, hasilnya
banyak. Buat sedikit, hasilnya banyak. Jadi kalaulah kita buat kerja
berhempas-pulas, di samping hempas-pulas banyak pula rintangan, kemudian
hasilnya pula sedikit atau langsung tidak ada, itu menunjukkan kita belum
mempunyai sifat taqwa hinggakan Allah tidak membantu.
Dia diberi berkat daripada
langit dan bumi. Berkat pada hartanya, pada kesihatan badannya, pada ilmunya,
pada anak-anak dan zuriatnya, pada isterinya, pada suaminya, pada sahabat
handai dan jiran, pada gurunya, berkat dakwahnya, berkat ajarannya, berkat
pimpinannya dan sebagainya. Ini jelas sekali dalam ayat:
Maksudnya: 96. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al Aíraf: 96)
6. Amalan diterima
Amal ibadah orang yang
bertaqwa diterima oleh Allah.
Ini dijelaskan oleh Allah:
Ini dijelaskan oleh Allah:
Maksudnya:
"Sesungguhnya amal ibadah yang diterima Allah ialah dari orang yang
bertaqwa." (Al Maidah: 27)
7. Amalannya diperbaiki
Amalan orang yang bertaqwa
itu sentiasa dibaiki oleh Allah.
Sentiasa diperkemaskan oleh Allah daripada masa ke semasa. Ini jelas Allah mengingatkan kepada kita:
Sentiasa diperkemaskan oleh Allah daripada masa ke semasa. Ini jelas Allah mengingatkan kepada kita:
Maksudnya:
70. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar,
71. Niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati
Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar.
(Al Ahzab: 70-71)
8. Dosa diampunkan
Dosanya diampunkan. Dalam
ayat tadi juga ada sambungannya:
Maksudnya:
Wahai mereka yang beriman, hendaklah kamu takut kepada Allah. H"endaklah kamu memperkatakan kata-kata yang teguh; nescaya Allah akan membaiki amalan-amalan kamu dan akan mengampun bagimu dosa-dosa kamu." (Al Ahzab: 70-71)
Maksudnya:
Wahai mereka yang beriman, hendaklah kamu takut kepada Allah. H"endaklah kamu memperkatakan kata-kata yang teguh; nescaya Allah akan membaiki amalan-amalan kamu dan akan mengampun bagimu dosa-dosa kamu." (Al Ahzab: 70-71)
Ertinya dosa-dosa
orang-orang yang bertaqwa ini akan diampunkan. Namun begitu orang Islam
sekadarnya, dosanya tidak diampunkan oleh Allah. Sebab itu orang Islam itu akan
masuk Neraka dulu dan barulah ke Syurga. Walíiyazubillah. Allahumma ajirna
minan nar ( ).
Tegasnya, orang yang bertaqwa sahaja akan diampunkan dosanya oleh Allah SWT.
Tegasnya, orang yang bertaqwa sahaja akan diampunkan dosanya oleh Allah SWT.
9. Dapat ilmu tanpa
belajar
Diberi ilmu tanpa belajar.
Yakni diberi ilmu terus jatuh pada hati. Memanglah ilmu yang jatuh kepada hati,
tidak perlu proses belajar.
Kalau ilmu yang jatuh pada akal, ia perlu melalui proses belajar yakni membaca, mentelaah, kena berguru, kena bermuzakarah, kena berfikir dan merenung. Barulah akan dapat ilmu itu.
Kalau ilmu yang jatuh pada akal, ia perlu melalui proses belajar yakni membaca, mentelaah, kena berguru, kena bermuzakarah, kena berfikir dan merenung. Barulah akan dapat ilmu itu.
Sedangkan ilmu yang jatuh
pada hati, tidak diketahui sumbernya, tidak perlu berfikir, mentelaah dan tanpa
berguru. Ia terus terjatuh sahaja ke hati. Hati itu sebagai wadahnya. Jadi
orang yang bertaqwa ini diberi ilmu tanpa belajar.
Ini jelas Allah
nyatakan dalam ayat Al Quran:
Maksudnya: "Bertaqwalah
kepada Allah nescaya Allah akan mengajar kamu." (Al Baqarah: 282)
Dapat ilmu daripada Allah
tanpa perantaraan guru, tanpa perantaraan belajar. Hal ini diperkuatkan oleh
sabda Rasulullah SAW:
Maksudnya:
"Barangsiapa yang mengamalkan ilmu yang dia tahu, nanti dia akan dipusakakan ilmu yang dia tidak tahu." (Dikeluarkan oleh Abu Nuaim)
Firman Allah Taala:
"Barangsiapa yang mengamalkan ilmu yang dia tahu, nanti dia akan dipusakakan ilmu yang dia tidak tahu." (Dikeluarkan oleh Abu Nuaim)
Firman Allah Taala:
Maksudnya: "Dan Kami ajarkan dia ilmu yang datang
dari dari sisi Kami." (Al Kahfi: 65 )
10. Terlepas dari tipu daya syaitan
Orang bertaqwa itu akan
terlepas dari tipu daya syaitan. Dalam Al Quran ada disebutkan tentang hal ini.
Firman Allah:
Maksudnya: "Sesungguhnya
orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat
kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan
mereka." (Al A'raf: 201)
11. Terlepas dari tipu daya musuh
11. Terlepas dari tipu daya musuh
Orang bertaqwa juga lepas daripada tipu daya musuh lahir sama ada orang kafir mahupun orang munafik.
Firman Allah:
Maksudnya: "Jika kamu
bersabar dan bertaqwa, nescaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan
kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan."
(Ali Imran: 120)
12. Terhindar dari Neraka
12. Terhindar dari Neraka
Orang bertaqwa terhindar
daripada Neraka. Ertinya tentulah dia masuk Syurga sebab di Akhirat tidak ada
tiga tempat. Kalau terlepas daripada Neraka, bermakna ke Syurgalah dia.
Firman Allah Taala:
Maksudnya: "Akan tetapi
orang yang bertaqwa kepada Tuhannya, bagi mereka Syurga yang mengalir di
dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya." (Ali Imran: 198)
Maksudnya: "Sesungguhnya orang yang bertaqwa itu berada dalam Syurga dan (di dalamnya mengalir) mata air. (Dikatakan kepada mereka): ëMasuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman." (Al Hijr: 45-46)
Maksudnya: "Itulah Syurga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertaqwa." (Maryam: 63)
Inilah di antara keuntungan-keuntung an atau bonus yang diperolehi oleh orang yang bertaqwa.
Kesemua itu tidak dapat dinilai dengan mata wang dunia kerana terlalu tinggi nilainya. Ia didapatkan hasil daripada membersihkan hati, mujahadah bersungguh-sungguh membuang sifat-sifat mazmumah dan menyuburkan sifat mahmudah serta mengamalkan syariat yang lahir dan batin.
Kalau di dunia ini kita berebut-rebut untuk dapatkan bonus yang tidak ada nilai di sisi Allah itu, mengapa kita tidak rebut bonus taqwa yang manfaatnya untuk dunia dan Akhirat? Kalau tidak mahu bonus itu, orang tak beraakal namanya.
أَقُوْلُ قَوْلِي
هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرّحِيْم
اَلْحَمْدُ لله
رَبّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ
الصَّالِحِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَلّلهُمّ صَلِّي عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمّد كَمَا
صَلَيْتَ عَلَى آلِ ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فَِي الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
أَمّا بَعْدُ:
Hadirin Jamaah Rohimakumullah
Mari kita berdo`a, memohon
kepada Allah Swt.
Ya
Allah, hanya kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya kepada-Mu, kami shalat dan sujud.
Hanya kepada-Mu, kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih
sayang-Mu. Kami takut adzab-Mu, karena adzab-Mu sangat pedih, karena itu ya
Allah Rahmatilah kami dengan Kasih Sayang-Mu.
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِرَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَىمُحَمَّدٍ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا وَ آخِرُ دَعْوَانَا الْحَمْدُِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ
اللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالإِحْسَنِ
وَإِيْتَا ئِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ,
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُواللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَ
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Sumber :
http://cahayamukmin.blogspot.com/2013/05/janji-allah-untuk-orang-yang-bertaqwa.html
di edit ulang oleh :
H.A.
ROZAK ABUHASAN, MBA
Jumat, 15 Januari 2016
Waspada Aliran Sesat
GAFATAR
REINKARNASI QI & KOMAR
http://www.sigabah.com/beta/gafatar-reinkarnasi-qi-komar/
Beberapa hari terakhir ini,
Indonesia kembali digemparkan dengan ulah salah satu kelompok aliran sesat
bernama Gafatar singkatan dari “Gerakan Fajar Nusantara” yang dulu bernama
“Al-Qiyadah Al-Islamiyah”. Karena nama yang terkahir ini sudah diblacklist oleh
MUI dan Pemerintah, mereka pun berubah nama menjadi Gafatar, ajaran,
manhaj, akidahnya pun sama. Bahkan, nabi mereka tetap Mushaddeq yang kini masih
dikerangkeng. Namun, ulah Gafatar terlihat lebih konyol dan vulgar sebab mereka
mangajak anggotanya seluruh Indonesia untuk melakukan eksodus ke Kalimantan,
ini tak jauh beda dengan An-Nadzir yang ada di Samata Gowa, mereka seakan-akan
mendirikan negara dalam negara.
Kita setuju dengan apa yang
disampaikan KH. M. Amin Djamaluddin, Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengkajian
Islam (LPPI) Jakarta, bahwa Gafatar adalah reinkarnasi Al-Qiyadah Al-Islamiyah
dan Komar (Komunitas Millah Abraham), setelah “nabi” Ahmad Moshaddeq ditangkap
dan divonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (menyerahkan diri ke Polda
Metro Jaya pada 29 Oktober 2007 dan divonis pada 23 April 2008) dengan hukuman
penjara 4 (empat) tahun.
Menurut KH. Amin, dalam rapat
pengurus lengkap, pada Sabtu, 12 September 2009 di Jalan Raya Puncak KM 79,
Cisarua, Bogor, Jawa Barat, dalam pengarahan Ketuanya pada saat itu antara lain
mengatakan, “12 September 2009 ini adalah sebuah saah baru, sejarah baru dan
catatlah peristiwa ini baik-baik.” (hal. 16)
“Suatu hal yang perlu kita cerdasi,
Allah bukanlah orang Arab dan Dia (Allah) sangat mengerti apabila manusia
beribadah kepada-Nya menggunakan bahasa apa pun yang digunakannya. Ini
merupakan sebuah aqidah bersejarah yang aku ungkapkan kepada kalian, pada
tanggal 12 September 2009 bersejarah ini. Ini merupakan suatu yang baru dari
Alqi (Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, pen) kita bergeser menuju Millah Abraham. Kalau
nanti orang mempermasalahkan nama yang kamu gunakan, maka katakanlah kepada
mereka, kamu adalah Komunitas Millah Abraham.” (hal. 17).
“Pada masa transisi, penyesuaian
merupakan suatu yang logis. Dengan adanya peralihan dari Alqi (Al-Qiyadah Al
Islamiyyah, pen) kepada Komunitas Millah Abraham, tentu saja perlu penyesuaian,
perlu perubahan struktur.” (hal. 22)
Dengan mereka berganti nama (baju)
dari Al-Qiyadah Al-Islamiyyah menjadi Millah Abraham, akhirnya mereka bisa
leluasa dan bebas mengembangkan organisasinya di seluruh Indonesia. Mereka
hanya merubah namanya saja, akan tetapi ajarannnya masih tetap sesat, karena
mengikuti ajaran ”nabi” Ahmad Moshaddeq.
Alhamdulillah, Gubernur Aceh telah
mengeluarkan SK yang berisi larangan untuk Millah Abraham di seluruh wilayah
Aceh dengan SK Gubernur Aceh No. 9 tahun 2011, pada Kamis 26 April 2012.
Akhirnya mereka berganti nama (baju) lagi dari Millah Abraham menjadi Gafatar
(Gerakan Fajar Nusantara). Dengan nama baru ini, mereka melakukan kegiatan
sosial di mana-mana di seluruh Indonesia.
Kemudian, pada hari Kamis, 7 Juni
2012, koran Radar Depok memuat wawancara jarak jauh dengan penulis, (pada saat
itu, penulis sedang pulang kampung ke Udik Bima, NTB). Penulis tidak bisa
mendengar suara wartawan Radar Depok tersebut, karena suara Hpnya
terputus-putus. Wartawan Radar Depok bertanya kepada penulis tentang Gafatar
yang kegiatannya luar biasa di Depok. Penulis jawab bahwasanya Gafatar itu pada
intinya masih tetap mengikuti ajaran yang bersumber dari Ahmad Moshaddeq. Perlu
diketahui bahwasanya Ahmad Moshaddeq ini berasal dari Pesantren Al-Zaytun NII
KW-9, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah dan juga Millah Abraham. Wawancara antara
penulis dengan wartawan Radar Depok via telepon ini, dimuat oleh Radar Depok
pada hari Jumat, 8 Juni 2012.
Setelah Radar Depok
menurunkan berita hasil wawancara dengan penulis tersebut, akhirnya beberapa
pimpinan Gafatar mendatangi redaksi koran Radar Depok dan mereka memprotes
keras berita tersebut. Maka pada saat itu pula, wartawan Radar Depok menelepon
penulis, dan penulis jawab bahwa penulis masih di kampung, belum pulang ke
Jakarta.
Setelah penulis tiba di Jakarta,
maka pada Senin 11 Juni 2012, datanglah beberapa orang pengurus Gafatar ke
kantor LPPI di Jalan Tambak No. 20B Jakarta Pusat. Di Kantor LPPI, Ketua Dewan
Pimpinan Daerah Gafatar Jawa Barat, Ir. La Ode Arsam Tira protes dan
marah-marah kepada penulis. Penulis hanya mendengarkan dan diam saja saat Ir.
Laode marah-marah tersebut.
Setelah kemarahan Ir. Laode mereda,
maka penulis mengambil buku-buku asli tulisan Ahmad Moshaddeq dan buku tulisan
Ketua Umum Gafatar, Mahful Muis Hawari dan penulis perlihatkan buku-buku
tersebut kepada mereka semuanya.
Buku tulisan Ketua Umum Gafatar,
Mahful Muis Hawari yang berjudul: Teologi Abraham Membangun Kesatuan Iman,
Yahudi, Kristen dan Islam. Penulis menilai bahwa buku ini merupakan missi
Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Buku tulisan Ahmad Moshaddeq yang
berjudul: Eksistensi dan Konsekuensi Sebuah Kesaksian, dengan editor
Mahful Muis, S.Ag, M.A. Di dalam buku tersebut terdapat tulisan Ahmad Moshaddeq
dan juga tulisan Mahful Muis, S.Ag, M.A. Buku tulisan Ahmad Moshaddeq yang
berjudul: Al Masih Al Maw’ud & Ruhul Qudus Dalam Perspektif Taurat,
Injil & Al-Qur`an.
Buku dengan judul: Ruhul Qudus
yang Turun Kepada Al Masih Al Maw’ud. Di dalam buku tersebut, pada hal.
191, 192 hampir seluruh Pengurus Gafatar telah berbai’at kepada ”nabi” Ahmad
Moshaddeq.
Buku yang ke-4 ini hanya copyannya
saja, karena buku yang asli sudah disita oleh Polda Metro Jaya sebagai bukti
penodaan agama, sewaktu penulis melaporkan Ahmad Moshaddeq di Polda Metro Jaya
tahun 2007, delapan tahun yang lalu, sehingga divonis 4 (empat) tahun penjara.
Setelah mereka melihat buku-buku
asli tersebut, terutama buku tulisan Ketua Umumnya, alangkah kagetnya mereka.
Penulis berkata kepada Ir. La Ode, “Buku tulisan Ketua Umum Gafatar ini berisi
misi Yahudi, yaitu untuk menyesatkan umat Islam, sama dengan misinya Millah
Abraham!”
Penulis juga memperlihatkan kepada
mereka Susunan Pengurus Gafatar lengkap dengan foto-foto mereka dengan latar
foto berwarna orange serta nomor urut bai’at mereka kepada Ahmad Moshaddeq.
Setelah penulis memperlihatkan
buku-buku asli tersebut kepada mereka, termasuk buku tulisan Ketua Umum Gafatar
dan buku tulisan Ahmad Moshaddeq tersebut, maka Ir. La Ode yang tadinya
marah-marah kepada penulis, akhirnya dia berkata kepada penulis, ”Pak Amin ini
orang tua kita, tempat kita bertanya berbagai masalah agama,” sambil memegang
bahu penulis. Kemudian setelah itu, mereka pun pulang.” (copy kartu namanya
terlampir).
Beruntunglah kita masih memiliki
ulama yang istiqamah semisal KH. M. Amin Djamaluddin, begitu pula kita masih
memiliki lembaga keulamaan yang berhak menentukan dan merumuskan jenis ajaran
yang menyimpang, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Setidaknya ada sepuluh
kriteria yang ditetapkan oleh MUI.
Pertama, mengingkari rukun iman dan rukun Islam. Kedua,
meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar’i (Al-Qur’an
dan sunnah Rasulullah Saw). Ketiga, meyakini turunnya wahyu
setelah Al-Qur’an.
Keempat, mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran.
Kelima, melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak berdasarkan kaidah tafsir.
Keenam, mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam. Ketujuh, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
Kelima, melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak berdasarkan kaidah tafsir.
Keenam, mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam. Ketujuh, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
Kedelapan, mengingkari Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul
terakhir. Kesembilan, mengubah pokok-pokok ibadah yang telah
ditetapkan syariah.
Kesepuluh, mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i.
Kesepuluh, mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i.
Melihat kriteria aliran sesat yang
ditetapkan MUI Pusat tersebut, maka kita melihat Gafatar adalah aliran sesat
yang sangat sempurna, hampir semua kriteria masuk di dalamnya. Melanggar poin
kedelapan saja, dengan meyakini ada nabi setelah Nabi Muhammad saw., maka
secara total keislaman seseorang akan rontok alias batal.
Dengan berpatokan oleh rumusan
kriteria aliran sesat di atas, maka tidak susah mendiagnosa ajaran sesat yang
diamalkan oleh golongan mana pun, termasuk dapat dijadikan sebagai alat untuk
membendung dan meringkus penganut aliran Gafatar. Wallahu A’lam!
Diadaptasi dari tulisan KH. M. Amin
Djamaluddin (Pimpinan LPPI Jakarta) dan Ustadz Ilham Kadir, Wasekjen Forum
Ukhuwah Islamiyah (FUI) Sulsel.
Editor: Amin Muchtar, Anggota Komisi
Akidah Dewan Hisbah PP Persis, sigabah.com/beta
Langganan:
Postingan (Atom)