Jumat, 25 Desember 2015

Taqwa-Lahirnya Insan Bertaqwa

                     
KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ  وَنَسْتَعِيْنُهُ   وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.  مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ   أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
 أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. أَمَّا بَعْدُ؛

Kaum muslimin jamaah jumat rahimakumullah.
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Dialah Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat keimanan, rezeki dan kesehatan kepada kita.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir Muhammad Saw.  

Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.   
Pengertian Taqwa  
Secara bahasa, taqwa berarti takut, cinta, rindu dan harap.  “Waqaya” berarti menjaga, memelihara, melindungi dan menyelamatkan. Menjaga sikap hidup dengan serius dan terus menerus serta berdisiplin menjalankan syariat Islam adalah pengertian taqwa.  Sikap hidup atau sikap mental seseorang yang selalu berhati-hati di dalam segala tindakan tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi apapun.

Para ulama memberikan pengertian sendiri-sendiri tentang taqwa itu antara lain :
Ibnu Taimiyah mengatakan taqwa adalah melaksanakan segala yang diperintahkan dan menininggalkan segala yang dilarang. Para Jumhur (sebagian besar ulama) memberikan definisi bahwa taqwa itu adalah sebagai perisai untuk terhindar dari azab Allah.
Jenjang Taqwa.   

Ketika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai pertanda ia telah menjadi muslim, tidak otomatis dia disebut sebagai orang yang beriman. Sebagaimana peristiwa penaklukan Mekkah, sesudah nabi dan para sahabat hijrah ke Medina dan bermukin disana 8 (delapan) tahun, barulah turun perintah haji yang didahului dengan pelaksanaan ibadah umrah.
Namun umrah itu tidak dapat dilakukan dengan sempurna karena dihadang oleh orangt-orang kafir Quraisy sampai terjadi Fathu Makkah pada tahun ke-10 hijriah barulah ibadah haji dapat terlaksana dengan aman.

Kala itu berbondong-bondong penduduk Mekkah menemui Rasulullah sambil mengatakan “kami beriman dengan Engkau wahai Muhammad”
Pada saat itu turunlah ayat yang artinya:   “Telah datang sejumlah orang-orang menemui Rasul mengatakan kami beriman”, seperti Firman Allah (QS.Al-Hujurat 14)
14. orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu;…….”
Ternyata sekedar mengucapkan dua kalimat syahadat belumlah dikatakan beriman, sebelum sesorang berilmu, meyakini dan menjadi prinsip didalam hidup sehari-hari.
Setelah seseorang berimanpun belumlah cukup sebelum beramal. Beriman adalah prinsip hidup, percaya kepada Allah serta Rukun Iman yang enam dengan segala sifat-sifat ke Maha Sempurnaan-Nya dan dengan iman itu seseorang menjalankan amalan.

Ketika amal itu dijalankan dengan sepenuh keikhlasan, barulah seseorang bisa disebut sebagai orang yang menuju ketaqwaan. Artinya ada jenjang menuju taqwa.
Pertama menjadi muslim, Kedua menjadi mukmin, Ketiga menjadi Muhsin, Keempat menjadi mukhlis dan kelima menjadi muttaqin.
Taqwa itu merupakan sentrum yang menjadi puncak cita-cita kehidupan seseorang muslim, sedangkan sarana untuk memperoleh ketaqwaan itu antara lain Ramadhan. Maka itu Allah memberikan keutamaan dan janji-janji-Nya kepada mereka yang bertaqwa.

·  Pertama, Allah memberikan ampunan dan surga bagi orang-orang yabg bertaqwa. Fiman Allah (QS Ali Imran 3:133)
133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

·    Kedua, orang yang bertaqwa akan diberikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapinya. Firman Allah (QS.Ath Thalaq 65:2-3)
2. …………… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar”.
3. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya………………”

·  Ketiga, Orang yang bertaqwa akan mendapat kemakmuran dan keberkahan. Allah berfirman (QS Al A`raf 7:96)
96. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Oleh sebab itu Ramadhan sebagai salah satu sarana untuk menuju taqwa, semoga dapat kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk dapat meraih derajat taqwa.

Dengan puasa kita akan dapat:
·        Mengendalikan diri dan hawa nafsu
·        Akan berfikir jauh kedepan untuk sebuah cita-cita yang harus diraih oleh setiap mukmin.
·        Akan memiliki ketenangan hidup di dunia ini
·        Akan muncullah manusia-manusia yang fitri, manusia-manusia yang kembali kepada fitrahnya, kembali kepada cita-cita untuk apa dia diciptakan oleh Allah Swt.
·        Insya Allah akan muncul manusia-manusia yang yang bersih, yang akan melahirkan manusia-manusia baru dengan cita-cita baru, dengan kreafitas-kreatifitas baru yang akan dilakukannya hanya karena Allah swt. semata.

   أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ ِليْ وَ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.





KHUTBAH KEDUA


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ    أَمَّا بَعْدُ
                                                             
Hadirin Jamaah Jumat Rohimakumullah.
Ketaqwaan akan menjadi alat kontrol terhadap perilaku seseorang di dalam hidupnya untuk memperbanyak amal kebajikan dan menghindari semua bentuk perbuatan maksiat dan dosa.

Mudah-mudahan kita semua kembali dalam keredhoan Allah Swt. Marilah kita bangun hari-hari yang akan datang dengan nilai-nilai yang kita peroleh selama Ramadhan dan lain-lain, serta menghindari perbuatan dosa.

Akhirnya, mari kita berdoa:
Ya Allah, anugerahkanlah kepada jiwa-jiwa kami semua ketakwaannya, dan sucikanlah jiwa kami (dengan ketakwaan itu), Engkau-lah Sebaik-baik Yang Mensucikannya,
(dan) Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya.
اللهم وأسألك خشيتك في الغيب والشهادة وأسألك كلمة الحق في الرضا والغضب وأسألك القصد في الفقر والغنى
“Ya Allah, aku minta kepada-Mu rasa takut kepada-Mu di waktu sendirian maupun di hadapan orang lain, dan aku minta kepada-Mu ucapan yang benar dalam keadaan senang maupun marah, dan aku minta kepada-Mu kesederhanaan di waktu miskin maupun kaya.”[8]
  رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
Wahai Rabb kami, Janganlah Engkau sesatkan hati-hati kami setelah Engkau beri kami hidayah dan karuniakanlah kepada kami kasih sayang dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi.” (Ali Imran: 8)


رَبّنَآ ءَاتِنَا فِى الدّنْيَ حَسَنَةً وَ فِى اْلَخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النّارِ، وَ الْحَمْدُ لِ رَبِ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالإِحْسَنِ

وَإِيْتَا ئِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ,

يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُواللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ  وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَر

 Assalamualaikum Wr. Wb.





SUMBER :
Penulis: Amril Syaifa Yasin
Artikel Bulletin Da`wah No.36 Tahun XXXIX 7-9-2012



Diedit  untuk Khotbah Jumat/Tausyiyah
oleh : H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar